Cemburu Buta

Love doesn’t stop a man from cheating. What stops a man from cheating is fear of Allaah.
A strong Iman will result in a faithful man

Oleh : Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, MSc حفظه الله تعالى

Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghindari perasaan cemburu buta :

1. Selalu mengikatkan hati, lisan dan perbuatan pada aturan Allah. Ucapkan hanya kalimat-kalimat yang baik pada pasangan sekalipun sedang cemburu, sebab ucapan pun adalah doa. Hindari dari lisan yang mencaci maki, menghujat apalagi menghinakan, karena pasti akan menyakiti hati pasangan.

2. Perbanyaklah berdzikir untuk menenangkan hati. Sibukkan diri dengan membaca alquran, dan kalimah dzikrullah yang dituntunkan seperti subhanallah alhamdulillah laa illaha illallah Allahu Akbar.

3. Memilih sabar dalam mengendalikan cemburu. Sesungguhnya sabar adalah penolong dan memiliki pahala tanpa batas.

4. Berdoa memohon pertolongan Allah Subhana Wata’ala dan membasahi hati serta lisan dengan istighfar. Pahami bahwa tanpa Allah, kita tak punya daya apa-apa.

5. Selalu mengingat mati. Ini akan menjaga kita dari memilih perbuatan dosa dan mendholimi pasangan.

6. Bersikap qona’ah, menerima segala ketentuan Allah dengan lapang dada. Cemburulah hanya jika Allah pun cemburu.

7. Bersyukur pada pasangan. Ingatlah segala kebaikannya dan maafkan kekhilafannya yang tidak disengaja. Sadari seutuhnya pasangan pun manusia biasa yang tidak luput dari kekurangan dan keterbatasan.

8. Membangun kepercayaan dan keterbukaan dengan pasangan. Panggillah pasangan dengan kata-kata yang indah dan penuh cinta, seperti rasulullah memanggil humaira pada ibunda Aisyah.

9. Jauhi sifat dan perilaku dendam, apalagi dengan memanfaatkan kelembutan dan kebaikan hati pasangan. Jauhi mengandalkan bisikan setan seperti ini, “Sedendam apapun aku, sedholim apapun aku….suatu saat nanti, beberapa tahun lagi…ia pasti akan memaafkanku dan membuka pintu hati untukku…karena cintanya padaku..selalu ada cara ia tak bisa melupakanku….ia akan kembali padaku.” Hemm sayang kita hidup di dunia nyata, bukan sinetron. Jadi berhentilah bermimpi dan berangan-angan.

10. Jadilah manusia yang kuat, yang mampu menundukkan diri sendiri. Sederas apapun angin menerpa, sekuat apapun tekanan menghujam, sebesar apapun badai dan gelombang menghantam jangan pernah bawa dan menceritakan masalah pribadi dan pasangan pada orang lain, dunia luar yang sejatinya tak tahu apa-apa tentang kehidupan kita. Kita adalah pakaian bagi pasangan. Menyebarkan aib pasangan sama saja dengan mempertontonkan aib diri sendiri. Jangan salahkan siapapun jika suatu saat nanti bisa menusuk balik pada diri kita. Ingatlah sebuah peribahasa, “mulutmu adalah harimaumu..” mulut kita sendiri yang justru akan menerkam diri.

11. Senantiasa melakukan introspeksi diri. Jujurlah untuk menilai diri sendiri dengan patokan hukum syara. Katakan benar jika memang benar, dan berbesar hatilah mengakui jika memang salah. Jangan pernah menjadikan orang lain sebagai kambing hitam atas pilihan perbuatan kita, atas apa yang terjadi pada kita atau atas maksiat/ketidaktaatan yang pernah kita lakukan. Ali bin Abu Tholib menasihati, ” kalau lupa dengan kesalahan diri, maka kesalahan orang lain akan lebih besar terlihat.” Wallohu’alam.

Hidup Kaya dengan Kredit

Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, MSc, حفظه الله تعالى

Terlalu memaksa hidup mewah dengan kredit

Padahal berutang itu berbahaya …
Sampai ada yang berjihad, mati syahidnya tidak bisa jadi penebus utangnya.

Syaikh Ibnu Utsaimin berkata, “Tidak pantas bagi seorang muslim meremehkan masalah utang. Namun di zaman ini, utang begitu dijadikan hal yang mudah. Ada orang yang sengaja berutang (dengan kredit) padahal ia sebenarnya tidak butuh dengan barang yang ia beli, yang dibeli hanyalah barang tersier (pelengkap saja). Ia membeli barang tersebut dengan kredit atau semacamnya. Nyatanya, barang ia beli saja tidak ia butuh.

Ada orang miskin juga yang membeli mobil dengan harga 80.000 riyal (240 juta rupiah) padahal sebenarnya ia cukup menyewa saja dengan 20.000 riyal. Namun itulah karena kurangnya peduli pada agama dan lemahnya keyakinan.

Kami nasehatkan bahwa hendaklah seseorang tidak mengambil kredit. Kalau memang dibutuhkan, maka ambillah dengan harga yang paling kecil yang mungkin untuk dilunasi. Kurangilah pula untuk berutang.” (Syarh Riyadhis Sholihin, 2: 526).

Baca > http://rumaysho.com/muamalah/dikarenakan-punya-utang-sulit-terampuni-dosa-8670

Semua berjalan menurut taqdirNya

Syaikh Ali Mustafa Tanthawi – rahimahullah – berkata:

كل شيء بقدر الله، والله قسم للعبد سعادته وشقائه ورزقه وعمره، فما كان لك سوف يأتيك على ضعفك، وما كان لغيرك لن تناله بقوّتك

“Segala sesuatu berjalan menurut taqdir Allah. Dan Allah telah membagi untuk hamba kebahagiaannya, kesengsaraannya, rizki dan juga umurnya.

Apa yang telah ditakdirkan untukmu maka dia akan datang meskipun engkau lemah

Dan apa yang ditakdirkan untuk selainmu, maka engkau takkan bisa menggapainya dengan kekuatanmu”

Suka duka hidup tak bisa kita terka, semua berjalan menurut taqdir-Nya. Apa yang menurut kita akan berjalan ke arah yang baik bisa jadi berujung dengan keburukan. Dan apa yang kita sangka tidak menyenangkan ternyata akhirnya sangat membahagiakan.
Iya, Semua berjalan menurut taqdir-Nya.

Namun ingat.. Tak ada yang tau pasti kemana arah taqdirnya, oleh karena itu persembahkan amal terbaik, seperti sabda Rasulullah,

احرص على ما ينفعك ولا تعجز

“Bersungguh-sungguhlah terhadap apa yang dapat mendatangkan manfaat bagimu dan jangan lemah”

Atau sabdanya,

اعملوا كل ميسر لما خلق له

“Beramallah.. semua akan dimudahkan menjalani taqdirnya”

Sahabat…
Terlalu banyak rahasia hidup yang tidak kita ketahui.

Kita memang boleh berhitung, tentang apa saja. Juga tentang kehidupan yang berliku-liku yang tak selalu manis pada awalnya, KECUALI TAKDIR. Sebagai seorang mu’min kita harus meyakini bahwa di dunia ini tidak ada yang lebih bahagia darinya bila ia memahami dengan baik taqdir Allah. Sebab Bila seseorang memahami dengan baik taqdir Allah maka hatinya akan terilhami untuk bersyukur saat diberi, bersabar bila diuji, dan beristigfar bila terjatuh dalam kubangan dosa. Kita juga harus menyadari bahwa hidup tak selamanya berjalan menurut kalkulasi kita. Disana ada pena yang telah diangkat dan lembaran takdir yang sudah mengering.

Maka sudah seyogyanya kita selalu mengharap karunia dan taufiq Allah disetiap langkah kita. Memohon agar Allah mengaruniakan takdir terindah dalam hidup kita.

Ustadz Aan Chandra Thalib حفظه الله تعالى

The Islamic Workplace

Enabling Muslims and Non-Muslims To Work More Effectively and Harmoniously Together

=TAPAK PELAJAR=

MENEMPUH DI JALAN ALLAH

sabaritucantik

be patient is another kind of beauty

BERILMU - BERAMAL

Beramal dengan Ilmu, Berilmu untuk diamalkan

Diary Hujan ™

karena hujan senantiasa mengajarkanku tentang arti cinta dan kehidupan...